Pengalamanku Pertama Kali Cacar Air di Usa 29 Tahun

Setahun yang lalu diusia saya yang sudah 29 tahun dengan status sudah jadi IRT dengan tiga anak harus sedikit banyak terusik sejenak, saat untuk pertama kalinya saya terkena cacar air.
Hal tersebut sangat mengganggu ketenangan dan penampilan saya saat itu, disaat bentol-bentol bermunculan di seluruh badan mulai dari wajah, kulit kepala, dada, punggung sampai kaki perlahan dipenuhi bentol-bentol berisi cairan bening itu.
Dan karena saat itu saya sangat awam dengan yang namanya cacar air, maka terjadilah yang namanya panik, cemas, sampai sempat stres, masa iyah saya kena cacar air dan kekhawatiran kalau sampai bekasnya tidak akan hilang semakin membuat saya benar-benar galau berat saat itu, hehehe.
Bagaimana ceritanya saya bisa sampai tertular diusia seeelama ini baru kena cacar air 😅, yaaaah waktu itu saya tertular penyakit ini dari kedua anak saya yang juga bergiliran terkena cacar air.
Baiklah, sebelum menceritakan bagaimana pengalaman pribadi saya saat terkena cacar air hingga bisa pulih tanpa meninggalkan bekas sama sekali dikulit.
Terlebih dahulu mari kita bahas sedikit mengenai apa dan bagaimana sebetulnya jenis penyakit yang menyerang kulit ini hingga bisa menular, serta langkah apa saja yang dapat dilakukan agar luka bekas cacar air tidak menimbulkan bekas sama sekali pada kulit demi agar tidak mengganggu penampilan.
Pada umumya cacar air terjadi pada anak-anak berusia dibawah 10 tahun.
Cacar air dalam istilah medis disebut varisela yang disebabkan oleh virus varicella-zoster dan gejala awalnya yaitu ditandai dengan munculnya ruam pada kulit.
Ruam pada kulit yang kemudian melepuh dan berair di banyak bagian tubuh ini tentu sangat mengganggu aktivitas dan diketahui sangat menular.
Virus cacar air dapat menyebar hanya dengan melalui kontak langsung dengan penderita cacar air, bahkan melalui udara.
Faktanya 90% dari semua kasus cacar air terjadi pada anak kecil.
Tetapi remaja dan orang dewasa juga bisa berpotensi menderita penyakit kulit ini.
Cacar air umumnya ringan, terutama pada anak-anak. Tetapi dalam kasus yang lebih parah, lepuh bisa menyebar ke hidunng, mulut, mata, dan bahkan alat kelamin.
Bagaimana Penularan Cacar Air?
Cacar air ditularkan dengan sangat mudah. virus varicella-zoster sangat mudah menyebar.
Virus dapat keluar dari cairan pada kulit penderita yang melepuh.
Jika cairan jatuh ke sebuah benda, virus tersebut akan turut menyebar dan berpotensi menyerang siapapun yang terkena cairan dari penderita cacar air sebelumnya.
Virus ini juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan penderita, bahkan melalui udara.
Bersumber dari Mayo clinic, ruam merah dan kulit melepuh akan muncul setelah 10-21 hari setelah penularan virus dan infeksinya bisa selama lima hingga sepuluh hari.
Setelah terinfeksi, penderita cacar air sudah dapat menyebarkan virus hingga 48 jam sebelum ruam muncul dan penderita tetap menularkan virus varicella-zoster sampai semua bintik-bintik kering dan mengeras.
Sebelum terinfeksi penyakit cacar air, calon penderita akan merasakan gejala yang tidak biasa dan paling umum terjadi yaitu Demam.
Seperti halnya yang terjadi pada saya, dua atau tiga hari sebelum ruam merah muncul pertama kali diwajah, seluruh badan terasa tidak nyaman dan saya merasa letih luar biasa, memang saat itu kami sekeluarga baru saja pulang dari perjalanan dengan jarak yang cukup jauh.
Keluhan ringan seperti tidak enak badan saat itu saya sepelehkan demi bisa menikmati wisata singkat sehabis lebaran itu, euforia lebaran, hehehe, selebihnya saya merasa baik-baik saja.
Dan kondisi inilah yang mengindikasikan imunitas tubuh saya sedang sangat drop saat itu, walaupun perasaan saya sangat bersemangat efek jalan-jalan pasca lebaran itu.
Bersumber dari situs hallodoc sebetulnya orang dewasa tidak akan mudah tertular virus vericella zoster ini jika tubuh dalam kondisi vit atau sistem imun tubuh yang baik.
Lain lagi gejala yang dialami kedua anak saya sebelumnya lebih parah lagi, selain demam mereka juga mengeluh sakit kepala, sering mual dan muntah sampai kehilangan nafsu makan.
Bergantian mereka terkena cacar air dan disinilah kesabaran saya sebagai seorang Ibu betul-betul sedang diuji, disaat anak yang pertama telah mengalami bentol diseluruh tubuh, kedua adiknya saya amankan dulu di kamar lain agar tidak tertular akibat bersentuhan dengan kakaknya.
Begitu juga dengan memisahkan pakaian mereka agar bekas pakaian si kakak tidak bercampur dengan pakaian adik-adiknya yang bisa menjadi media menularnya virus ini.
Lepas beberapa hari setelah si kakak sembuh, ternyata kedua adiknya ikut tertular juga.
Untungnya saat itu, kondisi saya sangat fit dalam merawat anak-anak saya yang bergantian terkena cacar air.
Baru sekitar dua minggu setelahnya, kemudian baru saya tertulari juga.
Bentol yang muncul dikulit itu rasanya sangat gatal.
Berbekal informasi dari dokter puskesmas tempat anak saya berobat, menyarankan agar bentol tersebut jangan digaruk cukup diusap-usap lembut saja dan jaga jangan sampai melepuh akibat digaruk.
Sebaiknya bentolan itu melepuh dengan sendirinya karena dengan begitu bekasnya akan mudah hilang bahkan tidak menimbulkan bekas sama sekali.
Setelah bentol yang berisi cairan dan gatal tersebut melepuh, kemudian akan menjadi koreng selama beberapa hari perlahan mengering.
Sebaiknya luka bekas cacar tidak diganggu-ganggu dulu biarkan proses alami dari dalam tubuh yang bekerja mengeringkan bekas luka cacar hingga kering betul, dan inilah yang tidak mudah yaitu bersabar hingga lukanya kering betul.
Bahkan terkadang ada bintil yang masih basah sementara yang lain sudah kering dan yang bisa kita lakukan selama menunggu proses penyembuhannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan bergizi untuk membantu memberi asupan bagi tubuh yang sedang berjuang pasca sakit.
Terbukti setelah beberapa hari dengan tidak mengganggu proses penyembuhannya dan setelah setahun berlalu, sekarang tidak terlihat sama sekali bekas luka cacar yang saat itu sangat membuat saya cemas.
Dan untuk pengobatannya saya hanya berobat ke Puskesmas saja, diberi multivitamin B3, Paracetamol dan tablet Acyclorovil 500 gr, dan salep Acyclorovil yang saya oleskan ke bentol sebelum dan setelah melepuh.
Daan sebetulnya untuk terhindar dari tertulari cacar, air salah satunya bisa dicegah dengan vaksin cacar air.
Direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) agar pemberian vaksin cacar air pada usia diatas 12 bulan dengan usia terbaik sebelum memasuki sekolah dasar.
Sebagai tambahan, untuk mengurangi rasa gatal saat terkena cacar air, bisa dengan menggunakan bedak yang mengandung calamine, waktu itu saya pakainya bedak gatal calladine.
Sebaiknya juga memotong kuku agar tidak terjadi infeksi kulit yang disebabkan lecet saat digaruk.
Dan setelah setahun berlalu apa yang saya khawatirkan tidak terjadi, bahkan tidak satupun bekas luka cacar air nampak di kulit saya utamanya di wajah saya. Apalagi pasca sembuh langsung perawatan lagi, Alhamdulilah wajah saya kembali lagi, hehehe.
![]() |
Gambar ini merupakan foto saya sepolos-polosnya wajah saya tanpa make up |
Itu tadi pengalaman saya terkena cacar air saat sistem imun tubuh saya yang saat itu sedang tidak baik. Ternyata tetap menjaga daya tahan tubuh atau imun tubuh tetap kuat itu bukan perkara yang harus disepelehkan, apalagi disaat pandemi global covid-19 seperti sekarang, keep strong guys...
Karena itu selalu jaga kesehatan agar sistem imun tubuh tidak drop, yang bisa menolak virus dan bakteri apa saja yang bisa menyebabkan kita jatuh sakit.
Bisa dilakukan dengan hal sederhana seperti mengkonsumsi makanan sehat dan bernutrisi agar tubuh mendapat asupan yang baik dalam menjaga vitalitas imun tubuh.
Rajin berolahraga dan hindari stress.
Sekian dulu sharingnya, semoga bermanfaat.
Post a Comment for "Pengalamanku Pertama Kali Cacar Air di Usa 29 Tahun "